Peningkatan Kontroversi Gregoria Menjadi Kejadian Buruk Indonesia di All England

Jakarta, CNN Indonesia – Gregoria Mariska Tunjung terpaksa menerima kekalahan kontroversial di All England 2024. Insiden ini menambah momen kurang menyenangkan bagi Indonesia di All England.

Kekalahan tragis dialami Jorji, panggilan akrab Gregoria, saat berjuang untuk pertama kalinya mencapai semifinal All England melawan Akane Yamaguchi (Jepang).

Setelah kalah 10-21 dalam gim pertama, Jorji berhasil bangkit dan memenangkan gim kedua dengan skor 22-20. Pertandingan dilanjutkan ke gim ketiga dan saat memasuki poin-poin akhir terjadi kontroversi.

Ketika tertinggal 18-20, Jorji melakukan servis. Shuttlecock dikembalikan lawan ke sisi kiri depan di area permainan Jorji. Meskipun Jorji bisa mencapai kok, namun dia memilih untuk tidak mengangkat shuttlecock karena ada lampu yang menyala dari tribune penonton dan mencoba untuk menghentikan pertandingan.

Wasit menganggap Gregoria gagal mengangkat bola dan memberikan poin ke-21 untuk Yamaguchi. Protes Gregoria terkait lampu dari tribune tidak diindahkan dan wasit tetap teguh pada keputusannya, sehingga pertandingan berakhir dan Gregoria dinyatakan kalah.

Ini bukan kali pertama atlet Indonesia mengalami nasib buruk di All England. Selain Gregoria, atlet bulu tangkis Indonesia juga beberapa kali mengalami hal serupa.

Pada All England 2022, pertandingan ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon melawan pasangan Prancis Lucas Corvee/Ronan Labar diwarnai insiden atap bocor Utilitas Arena, Birmingham, tempat turnamen berlangsung.

Insiden terjadi di lapangan empat pada gim kedua saat skor 2-2. Karena air turun ke permukaan lapangan, penyelenggara memutuskan untuk memindahkan pertandingan ke lapangan tiga.

Beruntung The Minions masih bisa mengendalikan permainan dan mereka, yang saat itu menjadi ganda putra nomor satu dunia, menang dengan skor 21-12, 21-18.

Wakil Indonesia juga merasakan momen yang tidak menyenangkan pada All England 2021. Saat itu, rombongan Indonesia menerima surel atau email dari otoritas kesehatan Inggris, National Health Service (NHS).

Dalam email tersebut, 20 dari 24 orang di rombongan Indonesia diminta untuk melakukan isolasi mandiri selama 10 hari. Mohammad Ahsan adalah satu-satunya atlet yang tidak dikirimkan email tentang kewajiban isolasi.

Email tersebut dikirim karena dianggap ada ‘close contact’ antara rombongan Indonesia dengan penumpang pesawat yang terinfeksi COVID-19 dari Istanbul ke Birmingham.

Kondisi ini menimbulkan polemik karena empat atlet Indonesia juga berada dalam pesawat yang sama. Sebagai hasilnya, rombongan Indonesia terpaksa mundur dari All England karena hampir semua atlet Merah Putih harus menjalani isolasi.

Padahal para atlet telah bertanding di babak pertama. Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan sudah bertanding, begitu juga dengan Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang menunggu babak kedua setelah menang WO di babak pertama.

Protes datang dari berbagai pihak termasuk PBSI dan Kedutaan Besar RI setempat. Dubes RI Desra Percaya turut membantu dalam perundingan sehingga rombongan Indonesia bisa pulang setelah dua hari menjalani isolasi.

Source link