Bagaimana Timnas Indonesia Dapat Memiliki Striker yang Tajam?

Timnas Indonesia Menang Telak atas Chinese Taipei di Piala Asia U-23

Jakarta, CNN Indonesia — Belum adanya striker yang ganas dan tajam bersama Timnas Indonesia memang cerita usang, tetapi perihal ini tak boleh jadi kisah wajar yang ditabukan.

Selepas Bambang Pamungkas, Boaz Solossa, dan Cristian Gonzales pensiun, Indonesia tak punya lagi bomber garang. Tak ada lagi striker yang bisa menyumbang lebih dari 10 gol.

Samsul Arif Munip, Sergio van Dijk, Ferdinand Sinaga, Lerby Eliandy, Alberto Goncalves, Ilija Spasojevic hingga Ezra Walian, tak ada yang membukukan lebih dari lima gol untuk Timnas Indonesia.

Ini cukup memilukan, sebab dari era ke era Indonesia punya striker mumpuni. Sebut saja Peri Sandria, Widodo Cahyono Putro, Rochy Putiray, Kurniawan Dwi Yulianto, Budi Sudarsono, Iswadi Idris, Soetjipto Soentoto, hingga Abdul Kadir.

Saat Shin Tae Yong datang pada Desember 2019, persoalan striker ini jadi masalah utama. Setelah empat tahun menangani Indonesia, Shin juga belum punya ujung tombak mumpuni.

Untuk sementara, striker tajam dalam era Shin adalah Dendy Sulistyawan dan Dimas Drajad. Keduanya sudah mengoleksi lebih dari lima gol untuk skuad Merah Putih di berbagai ajang.

Namun kedua pemain ini tersisih di Piala Asia 2023 (2024). Keduanya sama-sama tak mendapat menit main dalam kejuaraan tertinggi Asia ini. Shin lebih memilih Rafael Struick.

Masalahnya Struick juga bukan bomber. Daya juang pemain Jong Utrecht ini tinggi, tetapi belum punya sentuhan mematikan. Ia juga kerap kesulitan berjuang sendirian saat berada di kotak penalti lawan.

Sejatinya ada satu nama yang diharapkan jadi tumpuan masa depan, Ramadhan Sananta. Sayang pemain Persis Solo ini cedera sehingga tak bisa dimainkan di Piala Asia 2023.

Ada pula Hokky Caraka. Pemain PSS Sleman ini tampil sekali kali di Piala Asia sebagai pengganti. Sayangnya performa Hokky tak sesuai harapan di laga tersebut.

Satu yang pasti, lima striker Timnas Indonesia di Piala Asia 2023 sama-sama muda. Dendy dan Dimas bisa dibilang di usia keemasan, sedangkan Sananta, Struick dan Hokky bisa terus berkembang.

Source link