Kisah Kejayaan dan Warisan Abadi Raja Jayabaya

Jayabaya menjadi raja yang membawa Kerajaan Kediri ke puncak kejayaan. Prabu Jayabaya naik takhta di Kediri pada tahun 1135 setelah berhasil menyatukan dua kerajaan warisan Raja Airlangga yang sebelumnya saling berseteru. Jayabaya kemudian menyerang Kerajaan Jenggala dan berhasil menyatukan kedua wilayah yang sebelumnya terbagi oleh Mpu Bharada, penasehat Raja Airlangga. Setelah berhasil menaklukkan dan menyatukan keduanya, Jayabaya menjadi raja.

Dia memerintahkan dua pujangga, yaitu Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, untuk menggubah Kakawin Bharatayudha yang mengisahkan kisah kejayaan Pandawa melawan Kurawa dalam Perang Bharatayuda. Karya sastra ini kemudian dimodifikasi untuk menggambarkan kejayaan Kadiri melawan Janggala dalam perang saudara atau trah Airlangga.

Jayabaya memiliki kesadaran sejarah yang kuat. Dia meninggalkan tiga prasasti sejarah penting, yaitu Prasasti Hantang atau Prasasti Ngantang, Prasasti Talan, dan Prasasti Jepun. Prasasti Hantang ditemukan di Ngantang, Kabupaten Malang dan berangka tahun 1135 Masehi. Prasasti ini memperingati anugerah yang diberikan oleh Prabu Jayabaya kepada penduduk Desa Hantang.

Prasasti Talan ditemukan di Gurit, Babadan, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar dan berangka tahun 1136 M. Prasasti ini memberikan anugerah sima dari Prabu Jayabaya kepada penduduk Desa Talan. Sedangkan Prasasti Jepun ditemukan di Jepun, Tegalrejo, Kecamatan Selapuro, Kabupaten Blitar. Prasasti ini dibuat pada tahun 1066 Saka atau 7 Juli 1144 M.

Jayabaya, dengan warisan dan tindakannya, memperkuat posisinya sebagai salah satu raja yang paling berpengaruh sepanjang sejarah Kerajaan di Tanah Jawa.

Source link