Ilmuwan Membahas Teori Nabi Musa Membelah Laut Merah, Begini Penjelasannya

Kisah ajaib Nabi Musa membelah Laut Merah menjadi peristiwa yang sangat monumental. Peristiwa ini juga termuat dalam sejumlah kitab suci. Menurut WION, sejumlah ilmuwan dari University of Leicester, Inggris, yaitu Rebekah Garratt dan Rikesh Kunverji, mencoba memahami keajaiban tersebut dengan cara berbeda. Mereka mencoba memahami peristiwa ini dari sudut pandang ilmiah dan kondisi alam saat itu.

Dalam laporan berjudul “How did God part the Red Sea?”, keduanya mengungkapkan bahwa ada empat kejadian alam yang memungkinkan Laut Merah terbelah. Keempat kejadian alam tersebut meliputi gelombang negatif, angin timur, gelombang pasang surut, dan gelombang Rossby. Kombinasi keempat faktor ini berjalan dengan sempurna, sehingga laut menjadi terbelah yang memungkinkan Nabi Musa dan pengikutnya menyeberangi lautan tanpa basah terkena air laut.

Mereka menganalisis, fenomena meteorologi justru menjadi pemicu terjadinya keempat kondisi tersebut. Kondisi itu menyebabkan rangkaian kejadian kacau yang berujung pada fenomena ekstrem.

Angin menjadi pemicu utama laut terbelah, yaitu momen saat angin yang sangat kuat bertiup terus-menerus sehingga bisa menurunkan permukaan air di suatu area sekaligus. Kondisi ini telah banyak didokumentasikan, termasuk di delta Sungai Nil pada abad ke-19 ketika angin kencang mendorong air setinggi sekitar lima kaki dan membuka sebuah lahan kering.

Sementara itu, tim peneliti tersebut menyebutkan bahwa kecepatan angin harus cukup kuat agar air tetap terpisah dalam waktu lama. Kemungkinan kedua adalah gelombang air pasang yang lebih kuat dari biasanya, ditambah kondisi berangin. Hal ini dapat mengakibatkan permukaan air turun sehingga membentuk daerah kering, dan memungkinkan orang untuk menyeberang.

Menurut mereka, kondisi ini pernah terjadi saat Badai Irma menerpa Semenanjung Florida, Amerika Serikat pada 2017. Saat itu angin yang sangat besar menyebabkan sebagian perairan Semenanjung Florida terdorong mundur sehingga memperlihatkan dasar laut. Mereka juga yakin ada tempat lain yang lebih ideal sehingga fenomena terbelahnya laut itu menjadi lebih mungkin.

Kesimpulannya, menurut mereka, fenomena terbelahnya laut bukan terjadi di Laut Merah. Rebekah Garratt dan Rikesh Kunverji meyakini bahwa terdapat sedikit misinterpretasi dari lokasi keajaiban itu terjadi. “Laut Merah hanyalah terjemahan tradisional yang diperkenalkan ke dalam bahasa Inggris oleh Alkitab Versi King James,” kata mereka.

Source link