Indonesia siap memproduksi secara massal baterai EV pada April 2024

Kementerian Investasi menyatakan bahwa Indonesia siap untuk memproduksi baterai kendaraan listrik secara massal pada bulan April 2024.

Produksi massal ini akan menandai halaman baru dalam sejarah industri otomotif negara dan menunjukkan manfaat dari kebijakan hilir. “Hilir adalah cara untuk menciptakan nilai tambah dari sumber daya alam yang melimpah di Indonesia, salah satunya adalah nikel,” kata Staf Khusus Kementerian, Tina Talisa, di sini pada hari Sabtu.

Menurut Talisa, produksi massal akan dilakukan melalui PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power, sebuah perusahaan patungan antara Hyundai Motor Group dari Korea Selatan dan LG Energy Solution, yang berbasis di Karawang, Jawa Barat. Dia menilai bahwa hal ini tidak hanya akan membuat Indonesia menjadi produsen sel baterai EV pertama di Asia Tenggara tetapi juga menyoroti komitmen pemerintah untuk mendukung proyek pengembangan ekosistem sel baterai EV nasional.

Talisa juga menyoroti bahwa produksi massal sel baterai EV akan membuat Indonesia menjadi negara pertama yang memproduksi sel baterai EV di Asia Tenggara menggunakan teknologi terbaru dari LG.

Hal ini juga akan langsung memicu penyerapan tenaga kerja muda Indonesia untuk menjadi tenaga kerja profesional, yang pada akhirnya akan meningkatkan ekonomi masyarakat.

Direktur Utama PT HLI Green Power, Hong Woo Pyoung, menekankan kesiapan HLI untuk melakukan produksi massal. Pyoung menyatakan bahwa industri baterai EV Indonesia nantinya akan mampu menciptakan insinyur muda pionir yang mampu secara profesional menciptakan sel baterai mobil listrik.

Dia menegaskan bahwa pihaknya telah melatih insinyur Indonesia selama setahun dan mengatakan bahwa pelatihan akan terus diberikan.

Pada tahap pertama, PT HLI menerima investasi sebesar US$1,1 miliar dan memiliki kapasitas produksi sebesar 10 gigawatt per jam (GWh) dengan 32,6 juta sel baterai yang dapat digunakan untuk memproduksi sekitar 150 ribu kendaraan listrik.

Pada tahap kedua, PT HLI berencana untuk meningkatkan kapasitas produksinya hingga 20 GWh pada tahun 2025.

Source link