Pemenang Penghargaan Buku Bergengsi Mengaku Gunakan ChatGPT, Tuai Respons Beragam

Penulis Jepang Rie Kudan mengakui menggunakan ChatGPT dalam pembuatan novel futuristiknya yang baru-baru ini meraih penghargaan sastra paling bergengsi di Jepang, Akutagawa Prize. Kudan mengatakan penggunaan kecerdasan buatan (AI) generatif membantu untuk menemukan kreativitasnya. Novel berjudul “Tokyo-to Dojo-to” (Menara Simpati Tokyo) dengan latar futuristik ini mendapatkan pujian dari para juri sebagai novel yang “nyaris tanpa cacat” dan “dapat dinikmati secara universal”.

Setelah pengumuman pemenang pada penghargaan yang diselenggarakan setiap dua tahun ini, Rie Kudan secara terbuka mengakui bahwa sekitar 5% dari buku berasal dari kalimat yang dihasilkan oleh AI. Selain menggunakannya sebagai pembantu dalam menulis novelnya, Kudan mengatakan sering menggunakan ChatGPT untuk menuangkan curahan hatinya yang tidak bisa diceritakan kepada orang lain. Beberapa tanggapan ChatGPT menginspirasinya untuk dijadikan sebuah dialog dalam novelnya.

Kudan menambahkan, ia berniat untuk menjaga hubungan baik dengan AI dan menyatakan teknologi telah membantu mendorong kreativitasnya. Pengakuan Rie Kudan alhasil mendapatkan berbagai respon, mulai dari memuji pemanfaatan teknologi sebagai kreativitasnya, hingga menyebut bahwa ia tidak layak atas penghargaan tersebut.

Penggunaan AI dalam penulisan karya sastra maupun penelitian ini masih menjadi isu akan keabsahan etika serta hak cipta. Tahun lalu, sebuah kelompok yang terdiri dari 1.100 peneliti AI, tokoh teknologi termasuk miliarder Elon Musk dan salah satu pendiri Apple, Steve Wozniak, menandatangani sebuah surat terbuka yang menuntut moratorium selama enam bulan sebagai eksperimen AI besar-besaran untuk menghasilkan pedoman tentang bagaimana teknologi ini harus dikembangkan dan digunakan. Di sisi lain, Presiden Urusan Global perusahaan Meta, Nick Clegg, menganggap bahwa model AI saat ini jauh dari ancaman bagi umat manusia. Tetap saja teknologi-teknologi ini memerlukan sebuah batasan untuk menghindari penyalahgunaan dan kebijakan pada setiap pemakaiannya.

Source link