HMI Menyoroti Sebaran Banner Ucapan Selamat Idulfitri yang Berserakan

Sebaran bender sejumlah figur yang saat ini mensosialisasikan diri sebagai Bakal Calon Bupati Pangandaran tidak menjadi indikator kemenangan Pilkada.

Seperti yang diketahui, di beberapa lokasi saat ini di Kabupaten Pangandaran tersebar bender sejumlah figur dengan kemasan selamat menunaikan ibadah puasa atau marhaban ramadhan.

Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Pangandaran Asep Pudin mengatakan, sebaran bender sosialisasi Bakal Calon Bupati tersebut mendapat beragam tanggapan dari masyarakat.

“Wajar jika ada yang berpendapat dan komentarnya juga beragam,” kata Asep, Kamis (28/3/2024).

Bender alat sosialisasi figur Bakal Calon Bupati Pangandaran pun terkesan tidak sesuai dengan estetika ruang publik, berjejer sepanjang jalan dan tidak memberi kesan indah.

“Tidak ada pesan moral juga tidak memberikan edukasi secara politik dan belum mewakili narasi aspirasi berdemokrasi,” tambah Asep.

Dijelaskan Asep, harus juga disadari, sosialisasi yang luas pada ruang publik dari Bakal Calon Bupati Pangandaran tidak selalu menjadi indikator utama dalam menentukan pemenang Pilkada.

“Pemasangan bender sering kali dianggap sebagai langkah strategis untuk mendapatkan dukungan massa sebenarnya keliru,” tegasnya.

Padahal bender yang tersebar belum bisa mewakili pesan moral, justeru harusnya paparan visi dan misi serta rekam jejak dan program kerja yang memiliki peran penting dalam meraih suara pemilih.

“Penomena anomali hasil kontestasi politik terutama Pilkada semakin terlihat jelas di berbagai daerah,” terang Asep.

Meskipun jika beberapa Bakal Calon Bupati mendominasi ruang publik dengan kampanye yang gencar dan bender sosialisasi yang meluas, pada akhirnya pemilih cenderung mempertimbangkan aspek lain dalam menentukan pilihan.

“Paradigma pemilih menjadi lebih cerdas dan kritis dan akan membawa dampak signifikan dalam dinamika Pilkada,” sambung Asep.

Pemilih tidak lagi terpaku pada popularitas seseorang atau intensitas kampanye semata.

Pemilih cenderung memberikan perhatian lebih pada substansi program dan kemampuan calon untuk mengimplementasikannya.

Bisa saja terjadi, ketika Bakal Calon Bupati menggelar serangkaian kampanye besar-besaran dengan melibatkan banyak bender sosialisasi, namun pada akhirnya kalah dalam pemilihan oleh Bakal Calon Bupati yang fokus pada menyampaikan program konkret dan merespons langsung terhadap kebutuhan masyarakat.

Meskipun bender sosialisasi masih menjadi salah satu instrumen penting dalam kampanye politik, namun bukanlah satu-satunya faktor penentu dalam menentukan kemenangan dalam Pilkada.

Pemilih yang cerdas dan terinformasi cenderung melihat jauh ke depan, mempertimbangkan visi dan misi, serta kemampuan untuk mewujudkan perubahan yang diinginkan masyarakat.

Source link